Pengertian Modus Tolen Modus ponen Silogisma dan Konjungsi
Modus Tolen
Premis 1 : p → qPremis 2 : ~ q
Konklusi : ~ p
Contoh :
Premis 1 : jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar)
Premis 2 : saya tidak memakai jas hujan (benar)
Konklusi : hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak terjadi.
Modus ponen
Premis 1 : p → qPremis 2 : p
Konklusi : q
Cara membacanya : apabila diketahui jika p maka q benar, dan p benar, disimpulkan q benar.
(Notasi : ada yang menggunakan tanda untuk menyatakan konklusi, seperti p → q, p q)
CONTOH
Premis 1 : jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar)
Premis 2 : saya belajar (benar)
Konklusi : saya lulus ujian (benar)
Silogisma
Premis 1 : p → qPremis 2 : q → r
Konklusi : p → r
Contoh :
Premis 1 : jika kamu benar, saya bersalah (t)
Premis 2 : jika saya bersalah, saya minta maaf (T)
Konklusi : jika kamu benar, saya minta maaf (T)
Silogisma Disjungtif
Premis 1 : p q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka argumen di bawah ini tidak valid :
Premis 1 : p q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : ~ p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Premis 1 : pengalaman ini berbahaya atau membosankan (T)
Premis 2 : pengalaman ini tidak berbahaya (T)
Konklusi : pengalaman ini membosankan (T)
Premis 1 : air ini panas atau dingin (t)
Premis 2 : air ini panas (T)
Konklusi : air ini tidak dingin (T)
Premis 1 : obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : obyek ini berwarna merah
Konklusi : obyeknya bukan sepatu (tidak valid)
Penambahan (Addition) Disjungtif
Inferensi penambahan disjungtif didasarkan atas fakta bahwa suatu kalimat dapat digeneralisasikan dengan penghubung ” V”
Alasannya adalah karena penghubung ” V” bernilai benar jika salah satu komponennya bernilai benar.
Contoh :
Misalnya saya mengatakan ”langit berwarna biru” (bernilai benar).
Kalimat tersebut tetap akan bernilai benar jika ditambahkan kalimat lain dengan penghubung ” V”. misalnya ”langit berwarna biru atau bebek adalah binatang menyusui”.
Kalimat tersebut tetap bernilai benar meskipun kalimat ”bebek adalah binatang menyusui”, merupakan kalimat yang bernilai salah.
Penambahan (Addition) Disjungtif
Addition : p ⊢ p V q atau q ⊢ p V q
Premis 1 : p
Konklusi : p V q
Atau
Premis 1 : q
Konklusi : p V q
Artinya : p benar, maka p V q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).
Contoh :
simon adalah siswa smu
Simon adalah siswa SMU atau SMP
Konjungsi
Premis 1 : pPremis 2 : q
Konklusi : p Ù q
Penyederhanaan Konjungtif (Simplification)
Inferensi ini merupakan kebalikan dari inferensi penambahan disjungtif.
Jika beberapa kalimat dihubungkan dengan operator ” Ù”, maka kalimat tersebut dapat diambil salah satunya secara khusus (penyempitan kalimat).
Addition : (p Ù q) ⊢ p atau (p Ù q) ⊢ q
Premis 1 : p Ù q
Konklusi : p
Atau
Premis 1 : p Ù q
Konklusi : q
Contoh :
Langit berwarna biru dan bulan berbentuk bulat
Langit berwarna biru ATAU bulan berbentuk bulat
Posting Komentar untuk "Pengertian Modus Tolen Modus ponen Silogisma dan Konjungsi"
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan bijak jika ada yang ingin ditanyakan.